Saturday 1 June 2019

Resensi Film "KETIKA MAS GAGAH PERGI"

Resensi Film "KETIKA MAS GAGAH PERGI" 




Sutradara              : Firman Syah

Produser                : Helvi Tiana Rosa

Penulis Naskah     : Helvy Tiana Rosa

Produksi                : IndoBrodcast Production, ACT

Genre                     : Drama religi

Pemain             : Hamas Syahid, Aquino Umar, Masaji Wijayanto, Izzah Ajrina, Wulan Guritno, Mathias Muchus, Nungki Kusumastuti, Miller Khan, Epy Kusnandar, Ali Syakieb, Shireen Sungkar, Joshua Suherman, Irfan Hakim, Virzha Idol, Fendy Chow dll
“Jika kita tak setuju pada suatu kebaikan yang mungkin belum kita pahami, kita bisa coba untuk menghargainya.”

.
SINOPSIS
     Ketika Mas Gagah Pergi adalah judul novel karya Helvi Tiana Rosa yang banyak menginspirasi remaja untuk mempelajari ajaran Islam. Berawal dari cerpen yang diterbitkan di majalah Annida tahun 1993, cerita ini kemudian berkembang menjadi novel yang fenomenal.
     Setelah dicetak ulang sebanyak 15 kali dengan cover yang berbeda-beda, Ketika Mas Gagah Pergi akan segera hadir di bioskop. Uniknya lagi, film yang akan digarap oleh SinemArt ini dibiayai oleh komunitas pembaca novel ini yang dinamai Sahabat Mas Gagah dengan tujuan agar novel ini tak kehilangan ruhnya.
     Kisah Mas Gagah yang akan diperankan oleh Hamas Syahid ini bermula dari sang adik dari Gagah Perwira Pratama, yaitu Gita Ayu Pratiwi yang sangat membanggakan kakaknya. Mas Gagah yang selalu dibanggakanya adalah sosok yang baik, pintar, ganteng dan periang. Ia adalah mahasiswa Teknik Sipil semester tujuh di Universitas Indonesia yang cukup populer. Menurut Gita, semua keluarga dan teman-temannya tidak mungkin tidak menyukai Mas Gagah karena sifat dan wajahnya yang tampan.
      Namun, semua berubah setelah kepulangan Mas Gagah. Masnya yang bertemu dan berguru pada seorang kiai di Madura tersebut jadi berubah saat kembali ke rumah mereka. Mas Gagah jadi semakin fanatik pada agama, meng-insyafkan preman-preman dekat rumahnya, sampai tak mau bersalaman dengan perempuan yang bukan muhrim.
      Gita merasa ada yang salah dengan Mas Gagahnya itu. Gita terus menyelidiki apa sebenarnya yang dipelajari Mas Gagah hingga akhirnya hidayah datang sendiri pada dirinya melalui penyelidikan tersebut. Gita yang tomboy dan tak pernah memperhatikan penampilan mulai menutup aurat dengan berhijab dan menjadi muslimah sejati.
       Saat Gita ingin menunjukkan perubahannya menjadi muslim sejati pada sang kakak, nahas suatu kecelakaan justru menimpa sang Kakak yang sedang berdakwah di Bogor. Di sanalah sang kakak mengucap kalimat syahadat untuk terakhir kali sebelum ia kembali pada Sang Pencipta.
      Setahun setelah kepergian Mas Gagah, Gita yang sudah mengikhlaskan kepergian Mas Gagah dipertemukan dengan orang misterius bernama Yudhi yang sering ia temui di bis dan kereta. Lelaki yang suka memakai kemeja kotak-kotak itu menyebarkan kebaikan, termasuk pada Gita, mengingatkannya pada Mas Gagah. Pertemuan Gita dengan lelaki misterius itu terus berlanjut hingga ketika ia melamar kerja ke sebuah perusahaan yang ternyata tempat lelaki kemeja kotak-kotak tersebut bekerja sebagai Direktur.

 .
ALUR CERITA
       Film yang bertemakan tentang hijrah ini pada saat openingnya kita disuguhkan tentang keindahan pulau Ternate. Dimana disanalah sang tokoh utama yang bernama Gagah mendapatkan pencerahan tentang ilmu keagamaan dari seorang ulama bernama kyai Ghufron seorang pemimpin pesantren yang bersahaja dan sangat dihormati di wilayah kepulauan Maluku.
          Film KMGP bercerita tentang sosok seorang kakak yang bernama mas Gagah (Hamas Syahid)  yang begitu dicintai oleh seorang adiknya Gita (Aquino Umar) yang berpenampilan tomboy dan sangat manja kepada sang kakak. Dalam alur cerita banyak terjadi perdebatan antara tokoh mas Gagah dan Gita, karena kekecewaan Gita atas perubahan sifat sang kakak yang berubah drastis semenjak kembali dari Ternate.
       Yudi (Masaji Wijayanto) hadir sebagai pemuda yang selalu menyampaikan pesan dakwah melalui transportasi umum. Sosok Yudi yang kerap kali ditemukan Gita ketika naik bis,mengingatkan Gita tentang sosok mas Gagah.
          Sang mama (Wulan Guritno) menjadi single parent yang tangguh dan pekerja keras semenjak kepergian suaminya demi untuk memenuhi kebutuhan hidup kedua anaknya Gagah dan Gita.
.


  
KARAKTER
      Saya suka melihat karakter yang dimainkan oleh Gita (Aquino Umar), di film ini karakter Gita terlihat menonjol, sosok pemeran Dek Manisnya mas Gagah ini pun terlihat pas sebagai gadis tomboy yang terlihat energik.
      Perubahan karakter mas Gagah hanya terlihat dari cara berpakaiannya saja, dari yang sebelumnya berpenampilan ala model lalu berubah penampilan setelah hijrah bisa dilihat dari pemakaian baju kokonya, untuk celananya masih sama seperti waktu masih menjadi model yaitu masih terlihat agak ketat.
     .

PESAN DAKWAH
     Menurut saya pesan dakwah yang dilakukan Yudi (Masaji Wijayanto) yang dilakukan didalam transportasi umum agak frontal. Seandainya pesan dakwahnya dilakukan dengan lebih halus mungkin lebih enak melihat adegan di film ini sehingga terkesan tidak menggurui.

.
SOUNDTRACK
     Sebelum menonton film ini karena penasaran saya sudah browsing soundtrack film ini yang berjudul Rabbana dinyanyikan oleh penyanyi Indah Nevertari yang tata musiknya digarap apik oleh Dwiki Dharmawan yang melibatkan Chezh Symphony Orchestra dari Praha. Tapi di alur film ini saya kurang mendengar soundtracknya secara jelas hanya sekilas saja, lebih sering terdengar ilustrasi musik instrumentasi . Sayang sekali padahal lagunya bagus, mungkin di film lanjutannya nanti lagunya bisa ditampilkan lebih utuh.

Film bertema keluarga dan bernuansa islami  ini sangat layak untuk ditonton bersama keluarga tercinta dan orang-orang terdekat kita, banyak mengajarkan kebaikan yang disampaikan oleh para pemeran muda, semoga bisa menginspirasi para anak muda lainnya untuk menjadi lebih baik.
.
Dan film ini juga menyampaikan pesan bahwa kita bisa melakukan dakwah dimana saja. Film ini masih tayang di seluruh bioskop di tanah air. Jadi yang ingin mengetahui kelanjutan film ini yuk segera ke bioskop terdekat.
.
Mari kita dukung film islami, dan karya anak bangsa agar perfilman dalam negeri bisa menjadi idola di negeri sendiri.

rezzo

About rezzo